Natai Baru. Bermodalkan lahan pekarangan yang tidak terlalu luas, hanya berukuran 25 meter x 25 meter, Sahid (40 thn), salah seorang petani di Desa Natai Baru sukses mengembangkan budidaya buah melon.
Sahid mengatakan, permintaan buah melon segar selama memasuki bulan suci ramadhan tahun ini meningkat drastis.
Hal itu dikarenakan buah yang memiliki cita rasa khas tersebut banyak digunakan oleh warga maupun pedagang untuk membuat berbagai macam olahan berbuka puasa, salah satunya es buah.
Sahid menerangkan, untuk mengembangkan budidaya tanaman buah melon tidaklah sulit. Namun, sebelum memasuki masa pra panen, tanaman melon membutuhkan perawatan yang baik agar mendapatkan hasil maksimal.
Ia menuturkan, mulai dari pembukaan lahan, penanaman, pemupukan hingga memasuki masa panen, tanaman buah melon membutuhkan waktu yang relatif singkat yakni hanya dua bulan/60 hari.
Selama rentang waktu tersebut, dirinya menghabiskan biaya kurang dari Rp 3 juta rupiah.
"Dan bermodal kan sekitar 2.5 juta dari pembukaan lahan sampai pemupukan dan panen dengan usia dari awal tanam sampai panensekitar 2 bulan menghasilkan keuntungan 5 juta rupiah," ujar Sahid, Selasa (20/4/2021).
Sementara itu, saat dikonfirmasi Kepala Desa Natai Baru, Asmiarti mengatakan bahwa sektor pertanian menjadi salah satu sektor unggulan desanya.
“Ya semoga kedepannya di bidang pertanian ini bisa menjadi ikon unggulan desa Natai Baru. Dan pemdes siap bergerak dari semua lini guna mendukung program ini,” ujar Asmiarti.
Asmiarti berharap kedepan petani yang ada di Desa Natai Baru mampu menjadi produsen buah dan sayur di Kobar.
“Saya berharap Natai Baru bisa mencukupi semua kebutuhan buah dan sayuran dari hasil tanaman sendiri dan juga bisa menjadi pemasok buah dan sayuran bagi desa lain,” tandasnya. (***)